Hujan salju antartika jadi saksi
Membahas antartika sebuah kutub di dunia sangat menarik. Karna mengandung berbagia misteri dan pertanyaan yang belum dapat di jelaskan oleh penjelajah sejak akhir abat 18 sampai saat ini. Namun kali ini ada cerita menarik di abat ke 19 tepatnya 1960-an tentang seorang dokter asal rusia yang luar bisa. Pristiwa ini terjadi di antartika di saksikan oleh hujan salju dan hamparan hutan es.
Tindakan medis pada diri sendiri
Tak dapat di bayangkan bagaimana ide melakukan operasi pada diri sendiri muncul dan terjadi. Tentunya melewati pertimbangan yang matang, keberanian, serta pengetahuan mendasar menjadi pondasi melakukanya. Sebuah kisah perjalanan satu-satunya seorang dokter dalam sebuah tim. Melakukan penjelajahan, menyusuri antartika dan melakukan tindakan opreasi kepada dirinya sendiri. dia adalah dr. Leonid Ivanovich Rogozov.
Rasa sakit yang menggagu
Ketika berada di Novolazarevskaya Station. dr. Leonid merasakan susuatu dalam perutnya dan mengganggu. tepatnya pada perut bagian kanan rasa sakit yang terasa berat dari hari kehari. Lalu demam pun mulai timbul, dan menggigil melengkapi penderitaan saat berda dalam hutan es di antartika.
dr. Leonid menyadari bahwa yang di alaminya adalah peradangan di salah satu organ dalam perutnya. Kemungkinan besar adalah peradangan usus buntu (dalam bahasa medis di kenal dengan apendiksitis). Dia juga tahu bahwa saat ini di adalah satu-satunya dokter dalam timya. Orang yang paling memahami dam bidang kedokteran. dia harus melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Mengingat jarak yang jauh antara lokasi saat ini dan pusat kesehatan. Di tambah lagi cuaca yang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalan untuk mendapatkan pertolongan. Memaksa kesadaran leonid untuk melakukan yang belum pernah di lakukan oleh dokter manapun yaitu niat melakukan operasi pada dirinya sendiri.
Demi mencegah infeksi terjadi semakin berat dengan terbukanya peradangan usus yang di alaminya, dr. Leonid memutuskan benar-benar melakukanya niat itu. Dengan bantuan beberapa temannya dan dia juaga mengajari teman-temannya dalam tim untuk melakukan beberapa tindakan medis. Meskipun tidak memiliki dasar ilmu kedokteran. Seperti menyuntik dan menjadi asisten dalam tindakan operasi dikala itu.
Sebuah ruangan yang di penuhi barang dan peralatan ekpedisi di minta oleh dr.leonid untuk di jadikan ruang operasi. Dibantu oleh tim ruangan itu disulap menjadi ruang operasi dengan persiapan alat dan temapat tidur serta meja disediakan.
Sebelum operasi berlangsung tim yang membantu juga di beri bekal oleh dr. Leonid. Seperti hal-hal yang mesti di lakukan dalam memberikan bantuan nafas.
baca juga : hepatitis misterius
Operasi di mulai
Pukul 02:00 dini hari dr. leonit memulai dengan melakukan bius lokal. Lalu dengan bantuan cermin untuk memandu penglihatan dr. Leonid melaukan sayatan pertama ke perutnya. Menurut laporan pada The British Medical Journal, dr. leonid tampak tenang melakukan opersai meskipun keringat bercucuran membasahi wajahnya. Lalu meminta asistennya untuk menghapus keringatnya. Walaupun menglihatanya di bantu oleh cermin. Namun sebagian besar ia mengandalkan perasaan, insting dalam melakukanya.Ini adalah operasi yang luar biasa dalam sejarah kedokteran. Meskipun dr. Leonid setiap kali ditanya terkait pristiwa itu dia menjawab itu adalah operasi biasa seperti di tempat lain.
Diceritakan, dr. Leonid sempat kelelahan dan mengalami vertigo lalu operasi di hentikan sejenak. Setelah itu operasi di lanjutkan kembali. Dan dia berhasil menemukan bagian tubuhnya yang menjadi sumber rasa sakitnya “usus buntu” yang membengkak. Lalu dia memotongnya dan di lanjutkan menjahit bekas potongan dan sayatan di perutnya dengan hati hati. Dan operasi pun selesai.
Selanjutnya, asisten dan beberapa temen yang ada dalam ruangan itu membereskan dan membersihan alat dengan arahan dr. Leonid. Lalu ia pun mengkonsumsi obat tidur agar dapat istirahat. Setetalah bebrapa hari perawatan dan konsumsi antibiotik dia pun pulih kembali. suhu tubuh turun dan rasa sakit pun hilang.